Wednesday, June 13, 2012

Tragedi Senin, 17 Oktober 2011 8.50pm


[ "Amazing" life ]

        Pada Senin malam, 17 Oktober 2012, setelah bekerja seharian menyelesaikan proyek di sebuah pabrik di daerah Cikampek - Jawa Barat, saya berjalan pulang dengan mengendarai sepeda motor vixion dari kantor yang berlokasi disekitaran Harmoni - Jakarta Pusat menuju ke rumah di sekitaran Jembatan Besi, karena akan pergi ke rumah Saudara. Menggunakan helm half face, sepatu dan tanpa menggunakan jaket (dimasukkan ke dalam tas karena ingin menikmati udara malam itu) saya berkendara dengan santai. Setiba di daerah Setia Kawan -Jalan Arteri Roxi arah Season City- di TKP yang gelap namun ramai lalu lalang kendaraan tersebut, saya melihat truk warna kuning yang mirip dengan truk yang pernah dimiliki oleh almarhum ayah saya (sehingga sesaat teringat akan Beliau). 
     Beberapa detik setelah itu, tampak dari kejauhan (menggunakan lampu tembak) terlihat sebuah kendaraan TANPA satupun LAMPU yang menyala, berada di jalur saya dan melaju kencang mendekati saya! Omg sebuah Bajaj!!! Melihat itu, saya langsung "banting setang" ke kiri untuk menghindari "adu banteng" dengan "Bajaj Si*L" tersebut. Namun meskipun sudah berusaha untuk menghindar, kaki kanan saya tidak dapat menghindari benturan, dengan sangat keras kaki kanan saya dihantam kan ke body depan bagian kanan dari bajaj tersebut.. BRAKKK!! saya pun terpental, motor entah jatuh dimana. Saat itu saya masih sempat berteriak meminta tolong warga sekitar agar segera mengamankan si pengendara "Bajaj Si*L" tersebut. namun entah bagaimana si pengendara "baik hati" tersebut dapat melarikan diri..

    Keadaan tergeletak (masih menggunakan helm dan tas di punggung) saya mencoba bangkit berdiri, namun kaki kanan tidak dapat digerakkan sama sekali, lalu saya melihat sepatu kanan saya sudah tidak menempel di telapak kaki. dan tempurung metatarsal sudah berlumuran darah. Langsung saya menelpon seorang teman untuk memintanya menginformasikan kepada keluarga dirumah mengenai apa yang terjadi. Saya pegang paha kanan, tulangnya agak melengkung (saya yakin tulang paha saya patah) saya langsung histeris, menangis dan teriak sekeras"nya meminta tolong kepada siapapun yang melintas agar dapat segera dievakuasi ke RS terdekat (RS Sumber Waras).

      Namun apa yang terjadi?? Dari sekian banyak warga dan pengendara yang melintas, TIDAK ADA SATU ORANG punn yang mau menolong! Bak sebuah tontonan, bahkan mereka terkesan hanya ingin tahu siapa yang sedang terkena musibah lalu tidak melakukan apa". Lebih menyedihkan lagi, ada seorang pengendara motor yang menggunakan lampu jauh motornya untuk menyorot muka saya, lalu diam memandangi wajah saya padahal saya sudah mengemis meminta tolong kepadanya. Sungguh baik sekali hatinya! 

       Beberapa menit kemudian, barulah beberapa warga dan pengendara berinisiatif baik mau mengevakuasi saya dari TKP tersebut (karena TKP sangat padat akan "penonton" dan mulai menimbulkan kemacetan). dibantu dua orang warga, satu orang memegang tubuh saya dan satunya lagi akan mengangkat kedua kaki saya. namun baru saja diangkat beberapa centimeter dari jalan, saya mengerang kesakitan karena ternyata tulang kering saya juga patah! (namun saya belum tahu karena tertutup celana panjang) Sakitnya luar biasaaaa! akhirnya dibantu empat orang, saya dipindahkan ke jalur seberang. orang pertama memegang lengan kanan, orang kedua memegang lengan kiri, orang ketiga memegang kaki kiri, lalu orang keempat dengan bantuan kardus (entah kardus darimana) dibalut ke tulang kering saya yang patah, lalu saya dievakuasi ke jalur seberang.

    Sembari menunggu kendaraan utk mengantar saya menuju RS. (urat-urat di muka saya mulai kesemutan seperti mau pingsan), saya sempat diberi air putih oleh seorang ibu dalam kemasan botol berwarna hijau (saya mengingat detil setiap yang terjadi, karena saya tidak pingsan). tidak lama melintas sebuah bajaj yang mau dimintai tumpangan untuk mengantar saya ke RS, namun jawabnya "maap Pak, bajajnya mogok!" padahal jelas-jelas bajajnya sedang dikendarai!! kalimat tersebut membuat saya marah dan memaki sopir bajaj tersebut sembari dia pergi berlalu. namun nasib baik belum sepenuhnya pergi, beberapa saat kemudian melintaslah Taksi Blue Bird yang bersedia mengantarkan saya ke RS. Sumber Waras. digotong beramai-ramai dimasukkan ke dalam Taksi tersebut, dengan meringis kesakitan layaknya anak kecil, kami -saya ditemani dua orang warga dan supir taksi- menuju RS.

     Setiba di UGD RS. Sumber Waras, sopir menekan klakson panjang, lalu beberapa detik kemudian keluarlah sekitar lima orang perawat, salah seorang membuka pintu belakang kanan taksi tersebut. pertanyaan pertama dari perawat tersebut "bapak punya KTP?". mendengar pertanyaan tersebut, saya kembali naik pitam, "ya ampun suster, saya lagi sekarat gini masih sempet2nya menanyakan KTP! orang tua, keluarga dan kerabat dalam perjalanan kesini sekarang!". lalu si suster pun mengelak "maap Pak, kan cuma tanya". kemudian mereka mengambil ranjang dorong. saya dinaikan ke ranjang tersebut menuju masuk ruang perawatan. luar biasanya, sang sopir Taksi tersebut tidak ingin dibayar ongkos sewa taksinya! setelah mengucap terima kasih lalu saya dibawa ke ruang perawatan. tiba di ruang perawatan, diberi tindakan pertama dirobek jeans saya, lalu saya melihat luka menganga di tempurung metatarsal sekitar 5cm. diberi beberapa suntikan antitetanus dan semacamnya di ujung" metatarsal tersebut kemudian dijahit. meringis menahan sakit ditemani oleh kedua warga tersebut dan satpam RS tak hentinya saya berterima kasih kepada mereka. tidak berapa lama kemudian, datanglah saudara saya Dr. Handry S yang terburu" dr Poris dengan menggunakan ojek motor demi mengecek kondisi saya, lalu datang pula ibu dan kakak perempuan. dengan susah payah ibu mencoba menenangkan saya, agar tetap tabah menghadapi ini semua. tapi itu tidak menenangkan, karena saya takut sekali apabila  terpaksa diamputas! saat itu saya berpikir (usia belum genap 24, namun apabila sudah tidak memiliki kaki kanan)..

[ dibantu 4 orang perawat ]
[ menjahit ]
Finishing menjahit luka ]
[ Luka melingkari punggung kaki ]
[ Luka dibawah lutut yang sudah dijahit ]


[ Menunggu proses selanjutnya #rembes ]
   
















































     Melihat banyak keluarga dan kerabat berdatangan (diantaranya Teguh P dan Azmy Aam, kel. KuPendi, Asun, kel. Inaswan, Ioneng, Iwanty, Iwanty, U Cilin, U Ciin, dll #maaf saya agak lupa. hehehee..) saya sangat terharu karena kepedulian mereka. setelah tindakan pertama (suntik" dan jahit"), kemudian datang sepasang dokter muda untuk memeriksa saya. pertama kali melihat kedua dokter tersebut, sepertinya tidak asing. benar saja mereka FK Untar angkatan 06 yang notabene adalah seangkatan dengan saya! wahhh bisa2 jadi percobaan nih kaki! lalu Dr. Handry mengambil inisiatif untuk melakukan pemeriksaan.

     Kemudian saya menuju ke ruang Rontgen untuk mengambil foto. setelah itu saya memakan kuning telur ayam kampung yang masih mentah oleh Iih yang dipercaya dapat mengobati luka dalam. foto hasil rontgen sudah dapat dilihat dan ditampilkan dan dijelaskan oleh Dr. Handry. dari ketiga jenis tulang yang ada di kaki kanan, SEMUANYA PATAH! speechless melihatnya. Dr. Handry menyarankan agar kaki ini segera dioperasi malam itu juga di RS, namun ibuku berkehendak untuk mencoba jalur alternatif di daerah Leuwidamar - Rangkas Bitung dekat Suku Badui. kemudian ambulans disiapkan untuk mengantar saya ke kampung tersebut..


fresh from the oven ]
[ Penjelasan Dr. Handry S mengenai foto hasil Rontgen ]

     Setelah ambulans siap, saya bersiap menuju ke Leuwidamar..
[ dinaikkan ke ambulans ]

[ Teguh Tole cukup direpotkan malam itu, thanks Boy! ]
    Empat jam kemudian, sekitar jam 02.45am 18 Oktober 2011, saya dan "rombongan" tiba di Desa Parahiyang, Leuwidamar. menumpang tinggal di rumah Keluarga Bapak Cecep dan Ibu Ojah dan menunggu Bapak Suk*rdi tukang urut yg cukup tenar di kampung tersebut datang. beberapa saat kemudian tiba lah beliau dan anaknya. tanpa banyak basa basi, dibukanya kembali ikatan perban di kaki saya. dan langsung dibersihkan dikeluarkan darahnya hingga tuntas, lalu diurut. aaahhhh!!! sakitnyaa terasa sekali, saya pun kembali menangis dan meraung-raung menahan sakit yang teramat sangat (seakan tidak peduli padahal waktu itu masih pagi-pagi buta).

[ Harap-harap cemas ]


[ Dibongkar lagi perbannya ]

[  pahanya! ]


[ mengecek tulang kering yang patah ]
[ ditekan tepat diatas patahannya #SEDAPPPP!! ]
[ "menikmati" kesakitan ]
    setelah bagian paha selesai, berikutnya adalah bagian tulang kering. tak kuasa menahan sakitnya,sepanjang proses perbaikan tiap patahan ini saya menjerit dan meraung-raung di tengah pagi buta, sontak membangunkan warga sekitar. jumlah mereka pun semakin banyak berkumpul di depan pintu rumah dan menyaksikan proses ini.
                                   [  Ditarik..  #aaaaa ]




[ dibebat atas dan bawah ]
[ serius dalam mengobati luka ]
[ Nightmare ] 

     sekira subuh, semua patahan pada kaki saya selesai diurut dan kemudian dibebat dengan kulit pohon agar tidak bergeser tulangnya. tak lama, keluarga dan bapak Sukardi pamit ijin pulang dan saya dititipkan untuk sementara waktu di rumah tersebut. dalam hati "sudah jatuh, sakit gini, ditinggal sendirian pula dikampung orang (satu-satunya yang saya kenal hanyalah pekerja saya Iwan yang merupakan anak dari pemilik rumah tersebut). namun apa mau dikata, kondisi saya yang seperti itu, tidak mungkin banyak meminta atau berbicara. mulai dari larangan makan (bbrp hari pertama cuma diijinkan makan Tempe Bakar dan Bubur Polos) persis tahanan rumah aja! akhirnya ibuku di Jakarta mulai melunak dan mengijinkan untuk makan nasi uduk dan mie instan (dua makanan ternikmat yang bole dimakan saat itu). 

     beberapa hari menetap disana tanpa bisa kemana", semua aktifitas saya lakukan diatas kasur tanpa bisa/boleh bergerak. setiap hari saya habiskan dengan membaca buku, utak atik blackberry, dan menonton tv. banyak tetangga yang datang untuk menanyakan kondisi saya dari hari ke hari,terlebih pada saat hari-hari saya diurut oleh Pak Sukardi (diurut tiga hari sekali). lama kelamaan saya menjadi betah dengan sendirinya karena masyarakat sekitar yang begitu peduli, ramah dan sangat mendoakan saya agar segera bisa beraktifitas normal. singkat cerita, setelah 1bulan 14hari menumpang hidup disana, akhirnya tiba saatnya saya untuk pulang kerumah di Jakarta. malah karena sudah cocok n betah dengan keseharian disana, saya sempat gamang ketika mengetahui akan segera kembali, seakan tidak ingin berpisah dengan masyarakat sana.
[ jernih airnya ]

[ kali besar dekat rumah yang saya menetap sementara ]
[ berfoto sebelum berpisah ]
[ bersama keluarga jauh ]
[ bersiap pulang ]
[ proses menuju ke ambulan ]

     banyak sekali kenangan selama saya menumpang disana, antara lain, apabila siang hari hujan besar, pasti malamnya mati lampu hingga esok paginya, cerita-cerita mistis daerah sana, kehidupan khas pedesaan, dekat dengan alam, seringnya mereka melihat Sigung ular dan binatang2 liar lainnya disekitar rumah mereka, kali yang luas dan jernih, dan lain"nya.. dalam hati saya berjanji akan kembali kesana suatu saat ketika saya sudah sembuh benar, untuk bertemu dengan keluarga jauh disana.

    setiba dirumah sekitar pukul 2.30am (tepat laga Liga Champions Milan vs Barcelona). hari esoknya banyak keluarga berdatangan menjenguk (hampir seluruh keluarga besar baik dari ayah maupun ibu datang menjenguk). dirumah saya dirawat sama seperti disana. hanya disini Pak Suk*rdi datang seminggu sekali, namun setelah dua minggu pertama, Pak Suk*rdi menderita sakit maag kronis yang mengakibatkan beliau dan anaknya tidak dapat mengurut hingga beberapa minggu kemudian. telantarlah kaki kanan saya, sampai pada akhirnya sekitar Minggu tanggal 22 Januari 2012 beliau datang dan mengijinkan saya untuk belajar berdiri menggunakan tongkat. tanggal 24 Januari, saya diantar Dr. Handry dan Dr. Suwani menuju RS. Pluit melakukan rontgen ulang. hasilnya sangat mengecewakan, setelah tiga bulan berlalu semua tulang yang patah belum ada yang menyambung dengan baik. :(

[ tiga Bulan setelah diurut ]
      melihat hasil rontgen tsb, lalu pihak keluarga memutuskan untuk segera dioperasi. setelah tahun baru Imlek, saya berkonsultasi dengan Dr. Nicholas persiapan menjelang operasi. melakukan medical check up di Laboratorium Bio Medika dan kemudian melakukan pemeriksaan pada dokter ahli penyakit dalam Dr. Herdiman untuk mengetahui kesiapan menjelang operasi. 






     pada tanggal 1 Febuari 2012 saya mendaftar rawat inap di RS. Medistra untuk kemudian menjalani operasi. esoknya 2 Febuari saya masuk ruang Operasi jam 10 pagi (ditemani Kel. Dr Handry, I Nilan, I Niwah dan si Babeh yang setia menemani selama dirawat).

[ pasien rawat inap ]
[ ranjang ky gudang #hahaa]
keesokan harinya, 2 Februari pagi, saya bersiap untuk dikenakan tindakan operasi setelah berpuasa sejak semalam. sempat berfoto sejenak sebelum menuju ruang operasi. kemudian saya berpindah ke ranjang khusus menuju ruang operasi. rasa deg" an menyelimuti sepanjang perjalanan menuju hingga tiba di Ruang OP.
[ thanks my Big Family, ure all really something for me ]
[ bersiap menuju ruang operasi #mulai Deg"an ]




[ masuk Ruang OP jam 10am, #deg"an bangett ]

setiba di Ruang Operasi, saya langsung mengenakan cap kepala dan menunggu sejenak. menghilangkan rasa deg"an, saya dan keluarga yang mendampingi berdoa bersama agar hasilnya lancar sesuai dengan yang diharapkan. saat berdoa saya terharu hingga tidak mampu mengucap kata. hahaa,, lalu kami sempat berfoto bersama sebelum saya didorong ke "ruang eksekusi".


[ pose sejenak setelah berdoa bersama ]
sekitar 8 jam dioperasi mereka menyebutnya "Big Operation", dibantu oleh tim dokter yang terdiri dari 3 Orang Dokter ahli ortopedi, seorang ahli internis, dan beberapa perawat. saya pun keluar dari ruang operasi dan langsung disambut ibu dan keluarga yang lain. kemudian menuju ruang rawat inap kembali sekitar pukul 19.00
[ jam keluar dari ruang OP ]
[ lega abis OP]
[ dijenguk Keluarga Cek Jati, Inilan, Ioneng, dll ]
[ morfin kah? ]
[ Byonic ]
dua hari pasca operasi, saya sudah melakukan fisiotherapy rutin sehari dua kali untuk mempercepat proses pemulihan pasca operasi. 


[ Fisiotherapy ]
pada tanggal 4 febuari, momen yang langka. Iwanty mengantar Bhante Agha menjenguk saya. ditemani Inilan n Cek Itih.. thanks Bhante, Thanks Iwanty , I Nilan n Cecek.. :*

[ Dijenguk Bhante Agha ]\

[ Bhante Aghadipo ]
[ Aliran Darah Sisa operasi (drain) ]

[ Kontrol Rutin oleh Dr. Kiki ] 
setelah seminggu menginap di RS, saya bersiap pulang kerumah pada sore hari 8 Febuari 2012. setelah selesai mengurus segala administrasi saya sekeluarga berterimakasih kepada tim dokter, perawat. untuk kemudian melanjutkan rawat jalan.



[ kontrol rutin oleh Dr. Nicho]
[ Dr. Handry & Dr. Nicholaas ]


setelah kondisi mulai membaik, saya baru mengurus laporan kecelakaan di Satlantas Jak-Pus, dibelakang Lapangan Banteng dengan ditemani Ku Pendi. tampak seonggok bajaj yang sudah usang, ban nya sudah kempes dan hampir menyatu dengan tanah. inilah bajaj nahas yang meluluhlantakkan kaki kanan saya. hingga saat ini, si pengemudinya tidak diketahui siapa dan dimana. mengabadikan momen tersebut, saya pun menyempatkan untuk mengambil beberapa poto dengan bajaj naas tersebut.




[ Bajaj Musibah ] 
 

dari pengalaman hidup yang tidak mengenakkan ini, saya banyak sekali memetik pelajaran, beberapa diantaranya yaitu bagaimana kita harus mensyukuri setiap detik kehidupan kita, belajar untuk hidup penuh kesabaran, rendah hati, berhubungan baik dengan siapa saja, berterima kasih, hidup adalah karma dan pelajaran-pelajaran yang lainnya.